Mengenai Saya

Foto saya
Pare-Kediri, Jawa Timur, Indonesia

Sabtu, 18 Juni 2011

Jet Lag-Simple Plan feat Natasha Bedingfield

[Verse 1]
What time is it where you are?
I miss you more than anything
Back at home you feel so far
Waitin for the phone to ring
It’s gettin lonely livin upside down
I don’t even wanna be in this town
Tryin to figure out the time zones makin me crazy
[Chorus]
You say good morning
When it’s midnight
Going out of my head
Alone in this bed
I wake up to your sunset
It’s drivin me mad
I miss you so bad
And my heart heart heart is so jetlagged
[Verse 2]
What time is it where you are?
5 more days and i’ll be home
I keep your picture in my car
I hate the thought of you alone
I been keeping busy all the time
Just to try to keep you off my hand
Tryin to figure out the time zones makin me crazy
[Chorus]
You say good morning
When it’s midnight
Going out of my head
Alone in this bed
I wake up to your sunset
It’s drivin me mad
I miss you so bad
And my heart heart heart is so jetlagged

[Bridge]
I’ve been keepin busy all time
Just to try to keep you off my mind
Tryin to figure out the time zones makin me crazy
I miss you so bad
I wanna share your horizon
And see the same sunrising
Turn the hour hand back to when you were holding me
[Chorus]
You say good morning
When it’s midnight
Going out of my head
Alone in this bed
I wake up to your sunset
It’s drivin me mad
I miss you so bad
And my heart heart heart is so jetlagged

Jumat, 10 Juni 2011

Mencintai Sejantan ‘Ali – Salim A.Fillah


Kisah ini adalah salah satu kisah paling kusukai dari buku Salim A. Fillah yang berjudul Jalan Cinta Para Pejuang, Chapter aslinya berjudul: Mencintai Sejantan 'Ali. Lets enjoy:

Ada rahasia terdalam di hati ‘Ali yang tak dikisahkannya pada siapapun. Fathimah, Karib kecilnya, puteri tersayang dari Sang Nabi yang adalah sepupunya itu, sungguh memesonanya. Kesantunannya, ibadahnya, kecekatan kerjanya, parasnya. Lihatlah gadis itu pada suatu hari ketika ayahnya pulang dengan luka memercik darah dan kepala yang dilumur isi perut unta. Ia bersihkan hati-hati, ia seka dengan penuh cinta. Ia bakar perca, ia tempelkan ke luka untuk menghentikan darah ayahnya. Semuanya dilakukan dengan mata gerimis dan hati menangis. Muhammad ibn ’Abdullah Sang Tepercaya tak layak diperlakukan demikian oleh kaumnya!
Maka gadis cilik itu bangkit. Gagah ia berjalan menuju Ka’bah. Di sana, para pemuka Quraisy yang semula saling tertawa membanggakan tindakannya pada Sang Nabi tiba-tiba dicekam diam. Fathimah menghardik mereka dan seolah waktu berhenti, tak memberi mulut-mulut jalang itu kesempatan untuk menimpali. Mengagumkan!
‘Ali tak tahu apakah rasa itu bisa disebut cinta.Tapi, ia memang tersentak ketika suatu hari mendengar kabar yang mengejutkan.Fathimah dilamar seorang lelaki yang paling akrab dan paling dekat kedudukannya dengan Sang Nabi.Lelaki yang membela Islam dengan harta dan jiwa sejak awal-awal risalah. Lelaki yang iman dan akhlaqnya tak diragukan; Abu Bakr Ash Shiddiq, Radhiyallaahu ’Anhu.”Allah mengujiku rupanya”, begitu batin ’Ali.Ia merasa diuji karena merasa apalah ia dibanding Abu Bakr. Kedudukan di sisi Nabi? Abu Bakr lebih utama,mungkin justru karena ia bukan kerabat dekat Nabi seperti ’Ali, namun keimanan dan pembelaannya pada Allah dan RasulNya tak tertandingi. Lihatlah bagaimana Abu Bakr menjadi kawan perjalanan Nabi dalam hijrah sementara ’Ali bertugas menggantikan beliau untuk menanti maut di ranjangnya..
Lihatlah juga bagaimana Abu Bakr berda’wah. Lihatlah berapa banyak tokoh bangsawan dan saudagar Makkah yang masuk Islam karena sentuhan Abu Bakr; ’Utsman, ’Abdurrahman ibn ’Auf, Thalhah, Zubair, Sa’d ibn Abi Waqqash, Mush’ab..
Ini yang tak mungkin dilakukan kanak-kanak kurang pergaulan seperti ’Ali. Lihatlah berapa banyak budak muslim yang dibebaskan dan para faqir yang dibela Abu Bakr; Bilal, Khabbab, keluarga Yassir, ’Abdullah ibn Mas’ud..Dan siapa budak yang dibebaskan ’Ali? Dari sisi finansial, Abu Bakr sang saudagar, insyaallah lebih bisa membahagiakan Fathimah.’Ali hanya pemuda miskin dari keluarga miskin.”Inilah persaudaraan dan cinta”, gumam ’Ali.”Aku mengutamakan Abu Bakr atas diriku, aku mengutamakan kebahagiaan Fathimah atas cintaku.”

Cinta tak pernah meminta untuk menanti.
Ia mengambil kesempatan atau mempersilakan.
Ia adalah keberanian, atau pengorbanan.


Beberapa waktu berlalu, ternyata Allah menumbuhkan kembali tunas harap di hatinya yang sempat layu. Lamaran Abu Bakr ditolak.Dan ’Ali terus menjaga semangatnya untuk mempersiapkan diri. Ah, ujian itu rupanya belum berakhir.
Setelah Abu Bakr mundur, datanglah melamar Fathimah seorang laki-laki lain yang gagah dan perkasa, seorang lelaki yang sejak masuk Islamnya membuat kaum muslimin berani tegak mengangkat muka, seorang laki-laki yang membuat syaithan berlari takut dan musuh-musuh Allah bertekuk lutut.’Umar ibn Al Khaththab. Ya, Al Faruq, sang pemisah kebenaran dan kebathilan itu juga datang melamar Fathimah.  ’Umar memang masuk Islam belakangan, sekitar 3 tahun setelah ’Ali dan Abu Bakr. Tapi siapa yang menyangsikan ketulusannya? Siapa yang menyangsikan kecerdasannya untuk mengejar pemahaman?  Siapa yang menyangsikan semua pembelaan dahsyat yang hanya ’Umar dan Hamzah yang mampu memberikannya pada kaum muslimin? Dan lebih dari itu,
’Ali mendengar sendiri betapa seringnya Nabi berkata, ”Aku datang bersama Abu Bakr dan ’Umar, aku keluar bersama Abu Bakr dan ’Umar, aku masuk bersama Abu Bakr dan ’Umar..”  Betapa tinggi kedudukannya di sisi Rasul, di sisi ayah Fathimah.
Lalu coba bandingkan bagaimana dia berhijrah dan bagaimana ’Umar melakukannya.  ’Ali menyusul sang Nabi dengan sembunyi-sembunyi, dalam kejaran musuh yang frustasi karena tak menemukan beliau Shallallaahu ’Alaihi wa Sallam. Maka ia hanya berani berjalan di kelam malam. Selebihnya, di siang hari dia mencari bayang-bayang gundukan bukit pasir.Menanti dan bersembunyi.
’Umar telah berangkat sebelumnya. Ia thawaf tujuh kali, lalu naik ke atas Ka’bah. ”Wahai Quraisy”, katanya.
”Hari ini putera Al Khaththab akan berhijrah. Barangsiapa yang ingin isterinya menjanda, anaknya menjadi yatim, atau ibunya berkabung tanpa henti, silakan hadang ’Umar di balik bukit ini!”
’Umar adalah lelaki pemberani. ’Ali, sekali lagi sadar. Dinilai dari semua segi dalam pandangan orang banyak, dia pemuda yang belum siap menikah. Apalagi menikahi Fathimah binti Rasulillah! Tidak. ’Umar jauh lebih layak. Dan ’Ali ridha.

Cinta tak pernah meminta untuk menanti.
Ia mengambil kesempatan.
Itulah keberanian.
Atau mempersilakan.
Yang ini pengorbanan.

Maka ’Ali bingung ketika kabar itu meruyak. Lamaran ’Umar juga ditolak. Menantu macam apa kiranya yang dikehendaki Nabi? Yang seperti ’Utsman sang miliarder kah yang telah menikahi Ruqayyah binti Rasulillah? Yang seperti Abul ’Ash ibn Rabi’ kah, saudagar Quraisy itu, suami Zainab binti Rasulillah? Ah, dua menantu Rasulullah itu sungguh membuatnya hilang kepercayaan diri. Di antara Muhajirin hanya ’Abdurrahman ibn ’Auf yang setara dengan mereka. Atau justru Nabi ingin mengambil menantu dari Anshar untuk mengeratkan kekerabatan dengan mereka? Sa’d ibn Mu’adz kah, sang pemimpin Aus yang tampan dan elegan itu? Atau Sa’d ibn ’Ubadah, pemimpin Khazraj yang lincah penuh semangat itu?
”Mengapa bukan engkau yang mencoba kawan?”, kalimat teman-teman Ansharnya itu membangunkan lamunan. ”Mengapa engkau tak mencoba melamar Fathimah? Aku punya firasat, engkaulah yang ditunggu-tunggu Baginda Nabi..” ”Aku?”, tanyanya tak yakin. ”Ya. Engkau wahai saudaraku!” ”Aku hanya pemuda miskin. Apa yang bisa kuandalkan?””Kami di belakangmu, kawan! Semoga Allah menolongmu!”’Ali pun menghadap Sang Nabi.Maka dengan memberanikan diri, disampaikannya keinginannya untuk menikahi Fathimah.Ya, menikahi. Ia tahu, secara ekonomi tak ada yang menjanjikan pada dirinya. Hanya ada satu set baju besi di sana ditambah persediaan tepung kasar untuk makannya. Tapi meminta waktu dua atau tiga tahun untuk bersiap-siap?Itu memalukan! Meminta Fathimah menantikannya di batas waktu hingga ia siap? Itu sangat kekanakan. Usianya telah berkepala dua sekarang. ”Engkau pemuda sejati wahai ’Ali!”, begitu nuraninya mengingatkan.
Pemuda yang siap bertanggungjawab atas rasa cintanya. Pemuda yang siap memikul resiko atas pilihan-pilihannya. Pemuda yang yakin bahwa Allah Maha Kaya.
Lamarannya berjawab, ”Ahlan wa sahlan!”
Kata itu meluncur tenang bersama senyum Sang Nabi. Dan ia pun bingung. Apa maksudnya? Ucapan selamat datang itu sulit untuk bisa dikatakan sebagai isyarat penerimaan atau penolakan. Ah, mungkin Nabi pun bingung untuk menjawab. Mungkin tidak sekarang.  Tapi ia siap ditolak.  Itu resiko. Dan kejelasan jauh lebih ringan daripada menanggung beban tanya yang tak kunjung berjawab.Apalagi menyimpannya dalam hati sebagai bahtera tanpa pelabuhan.Ah, itu menyakitkan.
”Bagaimana jawab Nabi kawan? Bagaimana lamaranmu?”
”Entahlah..”
”Apa maksudmu?”
”Menurut kalian apakah ’Ahlan wa Sahlan’ berarti sebuah jawaban!”
”Dasar tolol! Tolol!”, kata mereka,
”Eh, maaf kawan.. Maksud kami satu saja sudah cukup dan kau mendapatkan dua!
Ahlan saja sudah berarti ya. Sahlan juga. Dan kau mendapatkan Ahlan wa Sahlan kawan! Dua-duanya berarti ya!”
Dan ’Ali pun menikahi Fathimah.Dengan menggadaikan baju besinya. Dengan rumah yang semula ingin disumbangkan kawan-kawannya tapi Nabi berkeras agar ia membayar cicilannya. Itu hutang. Dengan keberanian untuk mengorbankan cintanya bagi Abu Bakr, ’Umar, dan Fathimah. Dengan keberanian untuk menikah.
Sekarang. Bukan janji-janji dan nanti-nanti. ’Ali adalah gentleman sejati. Tidak heran kalau pemuda Arab memiliki yel, “Laa fatan illa ‘Aliyyan! Tak ada pemuda kecuali Ali!”
Inilah jalan cinta para pejuang.  Jalan yang mempertemukan cinta dan semua perasaan dengan tanggungjawab.
Dan di sini, cinta tak pernah meminta untuk menanti. Seperti ’Ali. Ia mempersilakan. Atau mengambil kesempatan. Yang pertama adalah pengorbanan.  Yang kedua adalah keberanian.
---------------------*******************----------------------------------------------------------------
Cerita diatas telah memberi banyak pelajaran berharga padaku, terimakasih Salim A. Fillah atas cerita  dan pelajaran yang berharga" Laa fatan illa ‘Aliyyan!"

Sombong, No!!!


Terinspirasi dari nasehat seorang kakak tingkat saat ngobrol2 ttg KKN, nasehatnya sih simple banget, katanya: pas kumpul2 bwat ngurusin KKN membaur aja ma tmn2 laen, jgn keliatan sombong, kita beda ama mereka, mereka kuliah udah dapet ilmu yang siap bwat langsung dipraktekin, klo kita kan blum dpt ilmu apa2, kedokteran ilmunya baru di Koas,,,,,,,,
Sebuah nasehat yang terkesan biasa tapi mengandung makna luar biasa.
Terkadang kita merasa sombong karena telah bisa memasuki bangku kuliah, belajar di sebuah perguruan tinggi, apa lagi jika berada disebuah fakultas atau jurusan yang terkesan "bergengsi", seakan-akan kita telah memasuki sebuah dunia eksklusif dimana kita berada lebih tinggi diatas dari masyarakat lainnya. Sebuah sifat yang bernama sombong, sifat yang tak layak tuk dimiliki oleh manusia.
Seseorang yang berilmu memang akan ditinggikan derajatnya oleh Allah, dosen Obgyn saya, tak bosan-bosannya mengatakannya untuk memotivasi kami supaya benar2 menjadi orang yang berilmu. Tapi apakah orang yang berilmu (yang dijanjikan oleh Allah akan diangkat derajatnya) memang sudah berhak untuk sombong? apakah seseorang yang telah dimelafalkan sumpah sebagai seorang dokter (tentunya udah lulus koas dunk) berhak untuk sombong?jawabannya:
TIDAK
Tak ada seorang manusiapun yang berhak untuk mempunyai sifat sombong didunia ini, sepandai-pandainya manusia, sepanjang apapun pangkat & titelnya, maka manusia tersebut akan tetap memperoleh titel Alm. yang artinya, Yang berhak untuk sombong hanyalah Allah SWT.
Seperti halnya isi khotbah jumat hari ini, bahwa setiap manusia harus bersifat tawadhu, Yaitu merendahkan diri dihadapan sang pencipta, Karena memang sudah semestinya kita merendahkan diri, karena kita hanyalah seorang makhluk yang tidak memiliki daya dan upaya apapun tanpa pertolongan dari Allah SWT.
sepertinya kurang pas jika saya menulis tentang tawadhu, lain waktu insyaAllah jika ada kesempatan ^_^

Sebuah pepatah lama berbunyi: Jadilah seperti padi semakin merunduk semakin berisi (jika ada kesalahan redaksi mohon dimaklumi) mohon sekiranya tuk direnungi bersama ^_^




Rabu, 08 Juni 2011

Secondhand Serenade - You And I (feat. Cady Groves)


i'm feeling distracted
and likewise attracted
to all the things that you let me know
all the things that you can't let go

you're waiting for friction
this empty addiction
is forcing me to intervene
let's break out of this scene

i know i am not alone
i am not the only one who is broken
and i know i'll never let you go
i could watch the world pass by
just as long as it's you and i
you and i

i watch you take over
i'll give you this offer
take my hand and we'll run away
leave behind our past to stay
decaying till it's rotten
lyricsalls.blogspot.com
and we'll have long forgotten
the memories that will haunt your heart
let's tear this town apart

i know i am not alone
i am not the only one who is broken
and i know i'll never let you go
i could watch the world pass by
just as long as it's you and i
you and i

we watched the world go by
(but if it's you and i)
then we will never die
(no we can never die)
we watch the world go by
but if it's you and i
then we will never die

i know i am not alone
i am not the only one who is broken
and i know i'll never let you go
i could watch the world pass by
just as long as it's you and i
you and i

i know i am not alone
i am not the only one who is broken
and i know i'll never let you go
i could watch the world pass by
just as long as it's you and i
you and i...

Denver Developmental Screening Test


Skrinning perkembangan yang banyak digunakan oleh profesi kesehatan adalah DenverII, antara lain karena mempunyai rentang usia yang cukup lebar  (mulai dari bayi baru lahir sampai umur 6 tahun) mencakup semua aspek perkembangan dengan realiability yang cukup tinggi.
 DDST adalah salah satu metode skrining terhadap kelainan perkembangan anak, tes ini bukanlah tes diagnosik atau tes IQ. DDST memenuhi persyaratan yang diperlukan untuk metode skrining yang baik. Tes ini mudah dan cepat (15-20 menit), dapat diandalkan dan menunjukkan validitas yang tinggi. Dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan ternyata DDST secara efektif dapat mengidentifikasi antara 85-100% bayi dan anak-anak prasekolah yang mengalami keterlambatan perkembangan, dan pada ”follow up” selanjutnya ternyata 89 % dari keompok DDST abnormal mengalami kegagalan di sekolah 5-6 tahun kemudian.
Tetapi dari penelitian Borowitz (1986) menunjukkan bahwa DDST tidak dapat mengidentifikasi lebih separoh anak dengan kelainan bicara. Frankenburg melakukan revisi dan restandarisasi kembali DDST dan juga tugas perkembangan pada sektor bahasa ditambah, yang kemudian hasil revisi dari DDST tersebut dinamakan Denver II.           
(Soetjiningsih, 1998)


A.     Aspek perkembangan yang dinilai
           Terdiri dari 105 tugas perkembangan pada DDST dan DDST-R, yang kemudian pada Denver II dilakukan revisi dan restandarisasi dari DDST sehingga terdapat 125 tugas perkembangan. tugas perkembangan itu disusun berdasarkan urutan perkembangan dan diatur dalam 4 kelompok besar yang disebut sektor perkembangan, yang meliputi Personal social (perilaku sosial), Fine motor adaptive (gerakan motorik halus), Language (bahasa) Gross motor (gerakan motorik kasar).
(Soetjiningsih, 1998)
           Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh. Setiap tugas (kemampuan) digambarkan dalam bentuk kotak persegi panjang horizontal menurut umur, dalam lembar DDST. Pada umumnya pada waktu tes, tugas yang perlu diperiksa pada setiap kali skrining hanya berkisar antara 25-30 tugas saja, sehingga tidak memakan waktu lama hanya sekitar 15-20 menit saja.
(Soetjiningsih, 1998)

B.     Alat yang digunakan
·      Alat peraga : benang wol merah, kismis/manik-manik, kubus warna merah-kuning-hijau-biru, permainan anak, botol kecil, bola tenis, bel kecil, kertas dan pensil.
·      Lembar formulir DDST
·      Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan tes dan cara penilaiannya.
            (Soetjiningsih, 1998)
C.     Prosedur DDST terdiri dari tahap, yaitu:
1.   Tahap pertama : secara periodik dilakukan pada semua anak yang berusia :
a.       3-6 bulan
b.      9-12 bulan
c.       18-24 bulan
d.      3 tahun
e.       4 tahun
f.       5 tahun
2.   Tahap kedua : dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan perkembangan pada tahap pertama. Kemudian dilanjutkan dengan evaluasi diagnostik yang lengkap.
(Soetjiningsih, 1998)
D.    Penilaian
           Dari buku petunjuk terdapat penjelasan tentang bagaimana melakukan penilaian, apakah lulus (Passed=P), gagal (Fail=F), ataukah anak tidak mendapat kesempatan melakukan tugas (No Opportunity=N.O). kemudian ditarik garis berdasarkan umur kronologis yang memotong garis horizontal tugas perkembangan pada formulir DDST. Setelah itu dihitung pada masing-masing sektor, berapa yang P dan berapa yang F, selanjutnya berdasarkan pedoman, hasil tes diklasifikasi dalam : lebih (advanced),  normal, caution/peringatan, delayed/ keterlambatan.
(Soetjiningsih, 1998)
1.      Lebih (advanced) :  bila anak mampu uji coba melewati sebelah kanan garis umur.
2.      Normal : bila anak gagal uji coba pada sebelah kanan garis umur atau anak P,F,atau R pada garis umur antara persentil 25 dan 75.
3.      Caution/peringatan: bila anak gagal (F) atau menolak (R) tugas perkembangan  pada garis usia kronologis persentil ke-75 dan ke-90.
4.      Delayed/ keterlambatan: bila anak gagal (F) atau menolak (R)  melakukan uji coba yg terletak lengkap di sebelah kiri garis usia kronologis.
5.      No oppurtunity / tidak ada kesempatan : orang tua melaporkan bahwa anaknya tak ada kesempatan untuk melakukan test tersebut.
 (Soetjiningsih, 1998)
Dalam pelaksanaan skrining dengan DDST ini, umur anak perlu ditetapkan terlebih dahulu, dengan menggunakan patokan 30 hari untuk satu bulan dan 12 bulan untuk satu tahun. Bila dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari dibulatkan ke bawah dan sama dengan atau lebih dari 15 hari dibulatkan ke atas.
Perhitungan umur adalah sebagai berikut :
Misalnya Budi lahir pada tangal 23 Mei 1992 dari kehamilan yang cukup bulan dan tes ini dilakukan pada tanggal 5 Oktober 1994, maka perhitungannya sebagai berikut :
      1994-10-5  (saat tes dilakukan)
      1992-5-23  (tanggal lahir Budi)
Umur Budi 2-4-12=2 tahun 4 bulan 12 hari, karena 12 hari adalah lebih kecil dari 15 hari, maka dibulatkan ke bawah, sehingga umur Budi adalah 2 tahun 4 bulan.
           Kemudian garis umur ditarik vertikal pada formulir DDST yang memotong kotak-kotak tugas perkembangan pada ke-4 sektor. Tugas-tugas yang terletak disebelah kiri garis itu, pada umumnya telah dapat dikerjakan oleh anak-anak seusia Budi (2 tahun 4 bulan). Apabila Budi gagal mengerjakan beberapa tugas-tugas tersebut (F), maka berarti suatu keterlambatan pada tugas tersebut. Bila tugas-tugas yang gagal dikerjakan berada pada kotak yang terpotong oleh garis vertikal umur, maka ini bukan suatu keterlambatan, karena pada kontrol lebih lanjut masih mungkin terdapat perkembangan lagi. Begitu pula pada kotak-kotak disebelah kanan garis umur.
           Pada ujung kotak sebelah kiri terdapat kode-kode R dan nomor. Kalau terdapat R maka tugas perkembangan cukup ditanyakan pada orang tuanya, sedangkan bila terdapat kode nomor maka tugas perkembangan dites sesuai petunjuk dibaliknya formulir. (Soetjiningsih, 1998).
           Pada anak-anak yang lahir prematur, usia disesuaikan hanya sampai anak usia 2 tahun, contoh perhitungan anak dengan prematur:
An. Lula lahir prematur pada kehamilan 32 minggu, lahir pada tanggal 5 Agustus 2006. Diperiksa perkembangannya dengan DDST II pada tanggal 1 April 2008. Hitung usia kronologis An. Lula!
Diketahui:
Tanggal lahir An. Lula : 5-8-2006
Tanggal periksa : 1-4-2008
Prematur : 32 minggu
Ditanyakan: Berapa usia kronologis An. Lula?
Jawab:
2008 – 4 – 1 An. Lula prematur 32 minggu
2006 – 8 – 5 Aterm = 37 minggu
_________ - Maka 37 – 32 = 5 minggu
1 – 7 -26
Jadi usia An. Lula jika aterm (tidak prematur) adalah 1 tahun 7 bulan 26 hari atau 1 tahun 8 bulan atau 20 bulan. Usia tersebut dikurangi usia keprematurannya yaitu 5 minggu X 7 hari = 35 hari, sehingga usia kronologis An. Lula untuk pemeriksaan DDST II adalah: 1 tahun 7 bulan 26 hari – 35 hari = 1 tahun 6 bulan 21 hari atau 1 tahun 7 bulan atau 19 bulan.
E.     Interpretasi tes
Normal :  tidak ada kelambatan dan maksimum dari satu kewaspadaan.
Suspect : satu atau lebih kelambatan dan/atau dua atau lebih banyak kewaspadaan.
Untestable : penolakan pada satu atau lebih pokok dengan lengkap ke kiri garis usia atau pada lebih dari satu pokok titik potong berdasarkan garis usia pada area 75% sampai 90%.
(Soetjiningsih, 1998)
 

Senin, 06 Juni 2011

Mengenang Setahun Yang Lalu, Selamat Jalan Pak De


Tepat hari ini, setahun yang lalu, adalah minggu-minggu terakhir semester, dengan kata lain, adalah hari-hari sibuk untuk persiapan berbagai macam ujian. Hari ini, setahun yang lalu, dari pagi hari, fikiranku hanya disibukan oleh 1 hal "Osce Pemeriksaan Fisik Jantung" dan penguji bukan sembarang orang, siapa lagi klo bukan prof. Djon. Hari itu adalah hari yang menegangkan.
Sekitar pukul 9 ibuku telepon, menanyakan apakah aq akan pulang, tapi karena masih ada ujian aq jadi tdk bisa pulang. Ibu pun mengabarkan kalau kondisi pak De mulai masih seperti biasanya. Siang hari saat berada dikampus dimana jam-jam ujian mendekat, kecemasan mulai memuncak. Panik atas sebuah penantian, ketakutan akan sebuah kegagalan, dan fikiran buruk lainnya. Ditengah kericuhan batin yang melanda, datanglah SMS dari sepupuku. Sebuah pesan yang singkat, namun  dapat mengalihkan segala isi fikiranku, pesan itu berbunyi: "Innalillahiwainnalillahi Rajiun, Abah telah meninggal Jam 14.00, mohon doanya". Seketika itu juga batinku berteriak, Ya Allah, kenapa Engkau panggil Pak de sekarang? belum cukupkah cobaan yang kau berikan kepada keluarga kami?.
Saat itu juga aq mengirim pesan serupa ke adikq yang sedang kuliah di Jember dan keluarga kakakq yang ada di Tangerang. Kemudian istri kakakq telpon dan bilang klo sudah dikabari, tapi kakakq belum diberi tau karena masih dikantor, dan adikkupun membalas menanyakan apakah aq akan pulang. Saat itu aq bingung, aq ingin segera pulang, aq ingin melihat wajah pak de, aq ingin memandikannya dan memberikan penghormatan terakhir padanya. Tapi aq tidak bisa pulang karena saat itu Profesor sudah datang dan kami pun dikarantina di auditorium lab. Skill. Untungnya saat itu urutan absenku paling bawah diantara teman-teman kelompok skill, jadi aq masih ada waktu banyak untuk berfikir, padahal teman-teman disekitarku sudah bingung sendiri belajar untuk maju osce. Yah akhirnya aq memutuskan klo selesai osce aq akan pulang, dan bwat ujian besok semoga aq bisa nyusul. Saat temanku dipanggil untuk maju aku memberanikan diri ke laboran skill tuk cerita sebenarmya dan meminta izin spy aq bisa menyusul ujian untuk esok harinya. 
Alhamdulillah laboran sangat baik hati dan mengijinkan aq untuk tidak ikut ujian besok dan bersedia memberikan pengganti ujian (coz laboran skill besoknya jg ngurusin ujian). akhirnya aq pun melanjutkan penantianku tuk menunggu giliran maju. Saat itu waktu berjalan sangat lamban, dan di pikiranku yang awalnya berisi macam-macam bunyi jantung, batas jantung, JVP dan segala jenis materi pemeriksaan fisik jantung kini teralih pada 1 hal yaitu, aq harus pulang, aq harus pulang, aku harus pulang!!!!. Akhirnya giliranku untuk maju tiba, bisa dibilang itu adalah osce paling buruk yang aku lalui karena hari itu pikiranku bnr2 kacau.
Dan setelah aq keluar dari ruang Skill, aq pun langsung pulang kekosan tuk persiapan segera pulang kampung, saat itu juga aq langsung ke terminal, naik bis tuk pulang, didalam bis aq membalas SMS adikku klo aq pulang dan berharap aq masih bisa melihat pakde untuk terakhir kalinya, ikut memandikannya, memberikan penghormatan terakhir sebagai seorang muslim, dan ikut mengantarkannya ke peristirahatan terakhirnya. Tanpa sadar air matakupun menetes, mengungkapkan kesedihan didalam hati. Air mata yang dari dahulu kuanggap sebagai ekspresi kecengengan, kini mengalir begitu saja. Ingin ku berteriak menyampaikan kekesalanku, kekecewaan dan rasa kehilangan, namun saat itu bibirku kelu, mulutku terkunci rapat dan tak bisa berkata apa-apa.
Perjalanan itu terasa sangat lama, didalam bis aq berusaha tuk menenangkan hatiku, karna bukan aq saja yang bersedih, tapi semua anggota keluargaku bersedih. Aku tak ingin menambah kesedihan mereka, aku datang karena aku akan menghibur mereka, bukan untuk bersama meratapi kepergian pak de.
Selama perjalanan itupun batinku masih bergejolak atas kenyataan yang ada, mengapa pak de harus pergi sekarang, saat sebuah cobaan belum selesai dilalui, saat kesedihan yang lain belum selesai terlewati. Aq membayangkan kesedihan bu de, kesedihan seorang istri karena ditinggal oleh suaminya, belahan jiwa, separuh nyawa kehidupannya kini telah meninggalkannya tuk selama-lamanya, janji tuk menikmati masa tua bersama, itu telah sirna. Tak kuat tuk lebih jauh lagi membayangkan kesedihan bu de. bagaimana dengan sepupuku? baru saja dia kehilangan sebuah impiannya, padahal impian itu hanya tinggal menunggu beberapa langkan lagi namun angin badai telah memporak-porandakan segala impiannya. Disaat kesedihan itu belum usai dia harus ditinggal oleh sang abah, sungguh sebuah suratan takdir yang saat itu tidak bisa kuterima. Dalam sisa usia hidupnya, ia pasti mengalami sebuah rasa bersalah yang besar yang akan terasa seumur hidupnya.
Akhirnya berakhir sudah perjalananku, dan aq telah sampai kampung halamanku, aq kerumah cuma untuk menaruh tas dan melaksanakan sholat, dan kemudian aq langsung kerumah sepupuku, saat sampai dirumah sepupuku, kesedihan muncul setelah mengetahui bahwa aq sudah terlambat mengantar kepergian pak de. Aq pun menemui ibuku yang berada disamping bu de, menyampaikan rasa bela sungkawa, dan menceritakan tentang kekacauan osce setelah ditanya ibuku. aku kemudian menghampiri sepupuku, saat melihatnya aku tak bisa berkata apa-apa, sabar ya mbak, hanya kata itu yang dapat terucap. aq berusaha tuk menghiburnya dan mengajaknya makan tpi segalanya gagaldikalahkan oleh kesedihan dan rasa penyesalan dirinya.
Selamat tinggal pakde, segala nasehatmu akan kuingat selalu. Pak de, kau hanya manusia biasa yang tak luput dari kesalahan, tapi kau selalu memberi nasehat dan petuah kepada kami. Saat ini tak ada lagi pak de yang mengimami shalat berjamaah di mushola, saat ini tak ada lagi pak de yang memberiku nasehat saat aku membutuhkan, tak ada lagi pakde yang mendoakanku saat aq menjelang ujian, tak ada lagi pakde yang akan menceramahiku. Kepergianmupun merupakan pelajaran berharga buatku, selain seorang manusia  akan  mengalami kematian, juga tak kalah pentingnya adalah berbakti kepada orang tua & membahagiakannya selama masih ada usia. Nasehatmu yang masih tetap teringat adalah jika nanti aq sudah menjadi dokter, janganlah hanya mencari uang dari pasienku, tapi aq harus menolong pasienku, karena rezeki itu bisa datang dari mana saja. Selamat tinggal pak de, semoga segala amal ibadahmu diterima oleh-Nya, ditempatkan ditempat terbaik disisi-Nya, Amiii.......n!!!!!!

Sabtu, 04 Juni 2011

A Whole New World-Ost. Disney Aladdin


I can show you the world
Shining, shimmering, splendid
Tell me, princess, now when did
You last let your heart decide?

I can open your eyes
Take you wonder by wonder
Over, sideways and under
On a magic carpet ride

A whole new world
A new fantastic point of view
No one to tell us no or where to go
Or say we're only dreaming

A whole new world
A dazzling place I never knew
But when I'm way up here, it's crystal clear
That now I'm in a whole new world with you
Now I'm in a whole new world with you

Unbelievable sights
Indescribable feeling
Soaring, tumbling, freewheeling
Through an endless diamond sky

A whole new world
Don't you dare close your eyes
A hundred thousand things to see
(Hold your breath, it gets better)

I'm like a shooting star
I've come so far
I can't go back
To where I used to be

A whole new world
Every turn a surprise
With new horizons to pursue
Every moment red-letter

I'll chase them anywhere
There's time to spare
Let me share this whole new world with you

A whole new world
That's where we'll be
A thrilling chase
A wondrous place
For you and me
(kalo aja Yasmin lebih menutup auratnya maka aq kasih 10 jempol deh, rela sampe minjem jempol)

Jumat, 03 Juni 2011

Bulan Rajab, bulan cobaan. SMANGAT MANUSIA PANDHA huaa.......!!!!!!!

Bulan Rajab, yah semua orang tau apa itu bulan rajab,
Rajab tu disunahkan bwat puasa,
Rajab tu waktu Rasulullah bwat Isra Miraj
Thats it? no guys!!!

Bagiku bulan Rajab adalah bulan cobaan
Bulan perenungan dari menyelesaikan cobaan yang ada
Bulan dimana aku dituntut untuk lebih dewasa
dan Hasilnya? I don't Know,,,,,,

let's we flash back
rajab when i'm on 3rd senior high school: saat ego masih mendominasi, walaupun keinginan ditentang, tapi kuikuti idealisme itu, bogor, i'm coming
Rajab in Bogor: berdamai dengan kenyataan, belajar tuk memahami orang yang menyayangi kita, memindahkan arah dengan hati menjerit
Rajab I in Malang: mulai bisa menerima kenyataan, ga peduli awalnya bwat apa aq disini, yang terpenting adalah mempertanggungjawabkan pilihan kita
RajabII in Malang: Duka itu, cobaan yang bertubi2 itu terus saja menghampiri, mungkin ini yang terbaik tuk semua, terlalu cepat kau pergi pak de, aq masih butuh nasehatmu. selamat jalan pak de, Semoga kau diterima disisi-Nya.
This Rajab: Whats next? I dont know,,, but i just wanna be a better person. Memperbaiki diri tiada habisnya, aku ingin menjadi bulan purnama yang menerangi gelapnya malam. Aq ingin menjadi seperti Ali ibn Abi Thalib untuk seorang seperti Fatimah Az Zahra. 

Setelah melalui berbagai rajab, apakah aq memang benar bertambah dewasa???
I don't Know, yang penting hari ini adalah hari tuk memperbaiki diri
ga peduli apa yang dulu telah terjadi, ga peduli apa yang terjadi esok hari.
seperti kata2 di Kung Fu Pandha, becausa today is present (hadiah)

Jadi apapun yang akan terjadi di bulan rajab ini,,,
mari dihadapi dengan semangat seorang Manusia Pandha
SMANGAA.....T!!!!!!!!!!!!