Mengenai Saya

Foto saya
Pare-Kediri, Jawa Timur, Indonesia

Rabu, 08 Juni 2011

Denver Developmental Screening Test


Skrinning perkembangan yang banyak digunakan oleh profesi kesehatan adalah DenverII, antara lain karena mempunyai rentang usia yang cukup lebar  (mulai dari bayi baru lahir sampai umur 6 tahun) mencakup semua aspek perkembangan dengan realiability yang cukup tinggi.
 DDST adalah salah satu metode skrining terhadap kelainan perkembangan anak, tes ini bukanlah tes diagnosik atau tes IQ. DDST memenuhi persyaratan yang diperlukan untuk metode skrining yang baik. Tes ini mudah dan cepat (15-20 menit), dapat diandalkan dan menunjukkan validitas yang tinggi. Dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan ternyata DDST secara efektif dapat mengidentifikasi antara 85-100% bayi dan anak-anak prasekolah yang mengalami keterlambatan perkembangan, dan pada ”follow up” selanjutnya ternyata 89 % dari keompok DDST abnormal mengalami kegagalan di sekolah 5-6 tahun kemudian.
Tetapi dari penelitian Borowitz (1986) menunjukkan bahwa DDST tidak dapat mengidentifikasi lebih separoh anak dengan kelainan bicara. Frankenburg melakukan revisi dan restandarisasi kembali DDST dan juga tugas perkembangan pada sektor bahasa ditambah, yang kemudian hasil revisi dari DDST tersebut dinamakan Denver II.           
(Soetjiningsih, 1998)


A.     Aspek perkembangan yang dinilai
           Terdiri dari 105 tugas perkembangan pada DDST dan DDST-R, yang kemudian pada Denver II dilakukan revisi dan restandarisasi dari DDST sehingga terdapat 125 tugas perkembangan. tugas perkembangan itu disusun berdasarkan urutan perkembangan dan diatur dalam 4 kelompok besar yang disebut sektor perkembangan, yang meliputi Personal social (perilaku sosial), Fine motor adaptive (gerakan motorik halus), Language (bahasa) Gross motor (gerakan motorik kasar).
(Soetjiningsih, 1998)
           Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh. Setiap tugas (kemampuan) digambarkan dalam bentuk kotak persegi panjang horizontal menurut umur, dalam lembar DDST. Pada umumnya pada waktu tes, tugas yang perlu diperiksa pada setiap kali skrining hanya berkisar antara 25-30 tugas saja, sehingga tidak memakan waktu lama hanya sekitar 15-20 menit saja.
(Soetjiningsih, 1998)

B.     Alat yang digunakan
·      Alat peraga : benang wol merah, kismis/manik-manik, kubus warna merah-kuning-hijau-biru, permainan anak, botol kecil, bola tenis, bel kecil, kertas dan pensil.
·      Lembar formulir DDST
·      Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan tes dan cara penilaiannya.
            (Soetjiningsih, 1998)
C.     Prosedur DDST terdiri dari tahap, yaitu:
1.   Tahap pertama : secara periodik dilakukan pada semua anak yang berusia :
a.       3-6 bulan
b.      9-12 bulan
c.       18-24 bulan
d.      3 tahun
e.       4 tahun
f.       5 tahun
2.   Tahap kedua : dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan perkembangan pada tahap pertama. Kemudian dilanjutkan dengan evaluasi diagnostik yang lengkap.
(Soetjiningsih, 1998)
D.    Penilaian
           Dari buku petunjuk terdapat penjelasan tentang bagaimana melakukan penilaian, apakah lulus (Passed=P), gagal (Fail=F), ataukah anak tidak mendapat kesempatan melakukan tugas (No Opportunity=N.O). kemudian ditarik garis berdasarkan umur kronologis yang memotong garis horizontal tugas perkembangan pada formulir DDST. Setelah itu dihitung pada masing-masing sektor, berapa yang P dan berapa yang F, selanjutnya berdasarkan pedoman, hasil tes diklasifikasi dalam : lebih (advanced),  normal, caution/peringatan, delayed/ keterlambatan.
(Soetjiningsih, 1998)
1.      Lebih (advanced) :  bila anak mampu uji coba melewati sebelah kanan garis umur.
2.      Normal : bila anak gagal uji coba pada sebelah kanan garis umur atau anak P,F,atau R pada garis umur antara persentil 25 dan 75.
3.      Caution/peringatan: bila anak gagal (F) atau menolak (R) tugas perkembangan  pada garis usia kronologis persentil ke-75 dan ke-90.
4.      Delayed/ keterlambatan: bila anak gagal (F) atau menolak (R)  melakukan uji coba yg terletak lengkap di sebelah kiri garis usia kronologis.
5.      No oppurtunity / tidak ada kesempatan : orang tua melaporkan bahwa anaknya tak ada kesempatan untuk melakukan test tersebut.
 (Soetjiningsih, 1998)
Dalam pelaksanaan skrining dengan DDST ini, umur anak perlu ditetapkan terlebih dahulu, dengan menggunakan patokan 30 hari untuk satu bulan dan 12 bulan untuk satu tahun. Bila dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari dibulatkan ke bawah dan sama dengan atau lebih dari 15 hari dibulatkan ke atas.
Perhitungan umur adalah sebagai berikut :
Misalnya Budi lahir pada tangal 23 Mei 1992 dari kehamilan yang cukup bulan dan tes ini dilakukan pada tanggal 5 Oktober 1994, maka perhitungannya sebagai berikut :
      1994-10-5  (saat tes dilakukan)
      1992-5-23  (tanggal lahir Budi)
Umur Budi 2-4-12=2 tahun 4 bulan 12 hari, karena 12 hari adalah lebih kecil dari 15 hari, maka dibulatkan ke bawah, sehingga umur Budi adalah 2 tahun 4 bulan.
           Kemudian garis umur ditarik vertikal pada formulir DDST yang memotong kotak-kotak tugas perkembangan pada ke-4 sektor. Tugas-tugas yang terletak disebelah kiri garis itu, pada umumnya telah dapat dikerjakan oleh anak-anak seusia Budi (2 tahun 4 bulan). Apabila Budi gagal mengerjakan beberapa tugas-tugas tersebut (F), maka berarti suatu keterlambatan pada tugas tersebut. Bila tugas-tugas yang gagal dikerjakan berada pada kotak yang terpotong oleh garis vertikal umur, maka ini bukan suatu keterlambatan, karena pada kontrol lebih lanjut masih mungkin terdapat perkembangan lagi. Begitu pula pada kotak-kotak disebelah kanan garis umur.
           Pada ujung kotak sebelah kiri terdapat kode-kode R dan nomor. Kalau terdapat R maka tugas perkembangan cukup ditanyakan pada orang tuanya, sedangkan bila terdapat kode nomor maka tugas perkembangan dites sesuai petunjuk dibaliknya formulir. (Soetjiningsih, 1998).
           Pada anak-anak yang lahir prematur, usia disesuaikan hanya sampai anak usia 2 tahun, contoh perhitungan anak dengan prematur:
An. Lula lahir prematur pada kehamilan 32 minggu, lahir pada tanggal 5 Agustus 2006. Diperiksa perkembangannya dengan DDST II pada tanggal 1 April 2008. Hitung usia kronologis An. Lula!
Diketahui:
Tanggal lahir An. Lula : 5-8-2006
Tanggal periksa : 1-4-2008
Prematur : 32 minggu
Ditanyakan: Berapa usia kronologis An. Lula?
Jawab:
2008 – 4 – 1 An. Lula prematur 32 minggu
2006 – 8 – 5 Aterm = 37 minggu
_________ - Maka 37 – 32 = 5 minggu
1 – 7 -26
Jadi usia An. Lula jika aterm (tidak prematur) adalah 1 tahun 7 bulan 26 hari atau 1 tahun 8 bulan atau 20 bulan. Usia tersebut dikurangi usia keprematurannya yaitu 5 minggu X 7 hari = 35 hari, sehingga usia kronologis An. Lula untuk pemeriksaan DDST II adalah: 1 tahun 7 bulan 26 hari – 35 hari = 1 tahun 6 bulan 21 hari atau 1 tahun 7 bulan atau 19 bulan.
E.     Interpretasi tes
Normal :  tidak ada kelambatan dan maksimum dari satu kewaspadaan.
Suspect : satu atau lebih kelambatan dan/atau dua atau lebih banyak kewaspadaan.
Untestable : penolakan pada satu atau lebih pokok dengan lengkap ke kiri garis usia atau pada lebih dari satu pokok titik potong berdasarkan garis usia pada area 75% sampai 90%.
(Soetjiningsih, 1998)
 

1 komentar: