Mengenai Saya

Foto saya
Pare-Kediri, Jawa Timur, Indonesia

Senin, 06 Juni 2011

Mengenang Setahun Yang Lalu, Selamat Jalan Pak De


Tepat hari ini, setahun yang lalu, adalah minggu-minggu terakhir semester, dengan kata lain, adalah hari-hari sibuk untuk persiapan berbagai macam ujian. Hari ini, setahun yang lalu, dari pagi hari, fikiranku hanya disibukan oleh 1 hal "Osce Pemeriksaan Fisik Jantung" dan penguji bukan sembarang orang, siapa lagi klo bukan prof. Djon. Hari itu adalah hari yang menegangkan.
Sekitar pukul 9 ibuku telepon, menanyakan apakah aq akan pulang, tapi karena masih ada ujian aq jadi tdk bisa pulang. Ibu pun mengabarkan kalau kondisi pak De mulai masih seperti biasanya. Siang hari saat berada dikampus dimana jam-jam ujian mendekat, kecemasan mulai memuncak. Panik atas sebuah penantian, ketakutan akan sebuah kegagalan, dan fikiran buruk lainnya. Ditengah kericuhan batin yang melanda, datanglah SMS dari sepupuku. Sebuah pesan yang singkat, namun  dapat mengalihkan segala isi fikiranku, pesan itu berbunyi: "Innalillahiwainnalillahi Rajiun, Abah telah meninggal Jam 14.00, mohon doanya". Seketika itu juga batinku berteriak, Ya Allah, kenapa Engkau panggil Pak de sekarang? belum cukupkah cobaan yang kau berikan kepada keluarga kami?.
Saat itu juga aq mengirim pesan serupa ke adikq yang sedang kuliah di Jember dan keluarga kakakq yang ada di Tangerang. Kemudian istri kakakq telpon dan bilang klo sudah dikabari, tapi kakakq belum diberi tau karena masih dikantor, dan adikkupun membalas menanyakan apakah aq akan pulang. Saat itu aq bingung, aq ingin segera pulang, aq ingin melihat wajah pak de, aq ingin memandikannya dan memberikan penghormatan terakhir padanya. Tapi aq tidak bisa pulang karena saat itu Profesor sudah datang dan kami pun dikarantina di auditorium lab. Skill. Untungnya saat itu urutan absenku paling bawah diantara teman-teman kelompok skill, jadi aq masih ada waktu banyak untuk berfikir, padahal teman-teman disekitarku sudah bingung sendiri belajar untuk maju osce. Yah akhirnya aq memutuskan klo selesai osce aq akan pulang, dan bwat ujian besok semoga aq bisa nyusul. Saat temanku dipanggil untuk maju aku memberanikan diri ke laboran skill tuk cerita sebenarmya dan meminta izin spy aq bisa menyusul ujian untuk esok harinya. 
Alhamdulillah laboran sangat baik hati dan mengijinkan aq untuk tidak ikut ujian besok dan bersedia memberikan pengganti ujian (coz laboran skill besoknya jg ngurusin ujian). akhirnya aq pun melanjutkan penantianku tuk menunggu giliran maju. Saat itu waktu berjalan sangat lamban, dan di pikiranku yang awalnya berisi macam-macam bunyi jantung, batas jantung, JVP dan segala jenis materi pemeriksaan fisik jantung kini teralih pada 1 hal yaitu, aq harus pulang, aq harus pulang, aku harus pulang!!!!. Akhirnya giliranku untuk maju tiba, bisa dibilang itu adalah osce paling buruk yang aku lalui karena hari itu pikiranku bnr2 kacau.
Dan setelah aq keluar dari ruang Skill, aq pun langsung pulang kekosan tuk persiapan segera pulang kampung, saat itu juga aq langsung ke terminal, naik bis tuk pulang, didalam bis aq membalas SMS adikku klo aq pulang dan berharap aq masih bisa melihat pakde untuk terakhir kalinya, ikut memandikannya, memberikan penghormatan terakhir sebagai seorang muslim, dan ikut mengantarkannya ke peristirahatan terakhirnya. Tanpa sadar air matakupun menetes, mengungkapkan kesedihan didalam hati. Air mata yang dari dahulu kuanggap sebagai ekspresi kecengengan, kini mengalir begitu saja. Ingin ku berteriak menyampaikan kekesalanku, kekecewaan dan rasa kehilangan, namun saat itu bibirku kelu, mulutku terkunci rapat dan tak bisa berkata apa-apa.
Perjalanan itu terasa sangat lama, didalam bis aq berusaha tuk menenangkan hatiku, karna bukan aq saja yang bersedih, tapi semua anggota keluargaku bersedih. Aku tak ingin menambah kesedihan mereka, aku datang karena aku akan menghibur mereka, bukan untuk bersama meratapi kepergian pak de.
Selama perjalanan itupun batinku masih bergejolak atas kenyataan yang ada, mengapa pak de harus pergi sekarang, saat sebuah cobaan belum selesai dilalui, saat kesedihan yang lain belum selesai terlewati. Aq membayangkan kesedihan bu de, kesedihan seorang istri karena ditinggal oleh suaminya, belahan jiwa, separuh nyawa kehidupannya kini telah meninggalkannya tuk selama-lamanya, janji tuk menikmati masa tua bersama, itu telah sirna. Tak kuat tuk lebih jauh lagi membayangkan kesedihan bu de. bagaimana dengan sepupuku? baru saja dia kehilangan sebuah impiannya, padahal impian itu hanya tinggal menunggu beberapa langkan lagi namun angin badai telah memporak-porandakan segala impiannya. Disaat kesedihan itu belum usai dia harus ditinggal oleh sang abah, sungguh sebuah suratan takdir yang saat itu tidak bisa kuterima. Dalam sisa usia hidupnya, ia pasti mengalami sebuah rasa bersalah yang besar yang akan terasa seumur hidupnya.
Akhirnya berakhir sudah perjalananku, dan aq telah sampai kampung halamanku, aq kerumah cuma untuk menaruh tas dan melaksanakan sholat, dan kemudian aq langsung kerumah sepupuku, saat sampai dirumah sepupuku, kesedihan muncul setelah mengetahui bahwa aq sudah terlambat mengantar kepergian pak de. Aq pun menemui ibuku yang berada disamping bu de, menyampaikan rasa bela sungkawa, dan menceritakan tentang kekacauan osce setelah ditanya ibuku. aku kemudian menghampiri sepupuku, saat melihatnya aku tak bisa berkata apa-apa, sabar ya mbak, hanya kata itu yang dapat terucap. aq berusaha tuk menghiburnya dan mengajaknya makan tpi segalanya gagaldikalahkan oleh kesedihan dan rasa penyesalan dirinya.
Selamat tinggal pakde, segala nasehatmu akan kuingat selalu. Pak de, kau hanya manusia biasa yang tak luput dari kesalahan, tapi kau selalu memberi nasehat dan petuah kepada kami. Saat ini tak ada lagi pak de yang mengimami shalat berjamaah di mushola, saat ini tak ada lagi pak de yang memberiku nasehat saat aku membutuhkan, tak ada lagi pakde yang mendoakanku saat aq menjelang ujian, tak ada lagi pakde yang akan menceramahiku. Kepergianmupun merupakan pelajaran berharga buatku, selain seorang manusia  akan  mengalami kematian, juga tak kalah pentingnya adalah berbakti kepada orang tua & membahagiakannya selama masih ada usia. Nasehatmu yang masih tetap teringat adalah jika nanti aq sudah menjadi dokter, janganlah hanya mencari uang dari pasienku, tapi aq harus menolong pasienku, karena rezeki itu bisa datang dari mana saja. Selamat tinggal pak de, semoga segala amal ibadahmu diterima oleh-Nya, ditempatkan ditempat terbaik disisi-Nya, Amiii.......n!!!!!!

5 komentar:

  1. turut berduka ya sar...
    Sepertinya pakde mu sangat berarti sekali untukmu, hampir setiap ceritamu kamu slalu ngomng kata pakde juga begitu...
    semoga ditempatkan ditempat yag paling mulia disisi Allah ya, amiiinnn.

    BalasHapus
  2. Makasih ya nur, namanya jg sedih coz kehilangan ya kaya gini

    BalasHapus
  3. makasih ya nur
    namanya jg ditinggal jadi inget kebaikannya terus

    BalasHapus
  4. g nyangka kamu bisa nulis hal beginian...

    BalasHapus
  5. yah yah yah, lu pikir gw nulis apaan???
    aya aya wae neng

    BalasHapus